Teknologi wearable sensors merupakan solusi inovatif untuk masalah yang dihadapi di dunia perawatan medis. Bahkan, teknologi ini juga memiliki potensi besar dalam peningkatan kesehatan global. Ketersediaannya, sifatnya yang non-invasif, dan harganya yang terjangkau membuat wearable sensors menjadi kandidat yang menjanjikan untuk peningkatan standar perawatan kesehatan di masa depan.
Meski demikian, harus diakui bahwa beradaptasi dengan teknologi, apalagi di industri kesehatan, bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, industri kesehatan sering kali terbiasa dengan pendekatan konvensional. Oleh karena itu, teknologi wearable sensors juga tidak bebas dari kesulitan dan tantangannya sendiri.
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh PUBMED terhadap 1126 artikel yang mencakup istilah wearable devices selama 10 tahun sejak 2008, ditemukan beberapa kategori teknologi ini berdasarkan peran nya bagi pasien. Berikut adalah rangkuman dari studi literatur tersebut.
Tantangan Wearable Sensors bagi Pelayanan Medis
Beberapa contoh tantangan yang perlu diantisipasi adalah fitur antar-muka yang perlu disediakan oleh teknologi tersebut agar bisa mudah digunakan. Selain itu ada juga isu keamanan data pasien yang tersimpan didalam gadget sampai implikasi nya terhadap riset dan penelitian kesehatan masyarakat. Berikut adalah beberapa tantangan krusial yang perlu dihadapi teknologi wearable sensors bagi peningkatan jasa kesehatan.
1. Ketidakakuratan pengukuran menyebabkan distorsi data
Wearable device sangat bermanfaat dalam perawatan kesehatan karena kemampuannya untuk memantau indikator kesehatan secara terus menerus. Meski demikian, fungsi ini hanya dapat memberikan manfaat jika terus dipantau ketat dan dikalibrasi ulang secara rutin oleh para ahli kesehatan. Tanpa kalibrasi rutin, maka data informasi kesehatan yang dihasilkan tentu akan salah dan menyulitkan users dalam menentukan kondisi kesehatannya. Dalam beberapa kasus untuk pasien dengan penyakit kronis, konsekuensi kesalahan data ini tidak hanya menyulitkan, tapi juga bisa membahayakan nyawa. Kebanyakan wearable devices melibatkan interaksi dengan lapisan kulit. Oleh karena itu data yang diterima dari sensor terkadang juga memiliki distorsi atau ketidaksesuaian. Distorsi atau hasil yang tidak jernih ini bisa terjadi karena tubuh yang bergerak terus menerus yang membuat daya rekat alat berkurang.
2. Kompatibilitas dengan ekosistem klinis
Tantangan berikutnya terkait dengan perbedaan standar pengukuran, pemrosesan dan penyimpanan data pada wearable devices. Perbedaan ini biasanya muncul pada sekumpulan datamedis pribadi pasien dan pada perangkat. Masalah ini biasanya terjadi ketika rancangan perangkat tersebut tidak memperhitungkan kepatuhan klinis yang sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku. Contoh wearable devices yang sudah mengatasi tantangan khusus ini adalah elektrokardiogram (EKG) berbasis wearable. Perangkat jenis ini memiliki standar baku untuk mengukur, mengomunikasikan dan menyalurkan data sensornya baik untuk semua ekosistem klinis maupun non-klinis.
3. Kekurangan model Machine Learnings
Indikator kesehatan yang dikumpulkan oleh wearable devices dapat dimanfaatkan untuk memprediksi dan merekomendasikan kebiasaan kesehatan pasien. Dengan model Machine Learnings, wearable devices dapat mengkalkulasi indikator kesehatan seperti temperatur badan, denyut jantung, tekanan darah, dan lain lain untuk memproyeksikan kebiasaan pasien di kemudian hari. Sayangnya, indikator kesehatan ini tidak spesifik dan berada di dalam konteks yang sesuai untuk menyediakan keterangan yang akurat, khususnya untuk pasien dengan kondisi yang kronis.
4. Terus menerus memerlukan ketersediaan daya
Salah satu tantangan selanjutnya yang dapat menghambat pemakaian wearable devices adalah kebutuhannya atas tenaga listrik secara terus menerus. Baterai yang digunakan pada wearable devices umumnya memiliki ruang terbatas karena harus menyesuaikan dengan perangkat tersebut. Akibatnya, daya yang tersedia juga tidak terlalu besar.
5. Keterbatasan wearable devices untuk gangguan psikologis
Meskipun perangkat wearable devices sudah banyak digunakan untuk memonitor penyakit fisiologis, namun perangkat ini masih belum banyak digunakan untuk memonitor gangguan psikologis, misalnya PD, AD dan gangguan psikologis lainnya. Oleh karena itu, peningkatan pemakaian wearable devices untuk gangguan psikologis bisa sangat bermanfaat di masa depan.
Kesempatan Wearable Sensors bagi Pelayanan Medis
Wearable devices banyak digunakan untuk memonitor kondisi kesehatan. Oleh karena itu, banyak langkah yang harus dilakukan agar hasil yang didapatkan sesuai untuk tujuan diagnosis. Pasalnya, sebagian besar teknik diagnostik menggunakan beberapa jenis terbatas, seperti darah, urin, dan air liur. Berikut adalah beberapa kesempatan berharga yang perlu dicapai teknologi wearable sensors bagi peningkatan jasa kesehatan.
1. Faktor Ergonomis dan Fleksibilitas Perangkat untuk Pengukuran yang Berkala
Untuk memberikan faktor ergonomis yang optimal, wearable devices harus mempunyai fitur yang mempersilahkan users dalam menentukan jenis perangkat agar lebih sesuai bagi kebutuhan masing-masing user. Sedangkan untuk faktor fleksibilitas, wearable devices harus menawarkan fitur yang membuat users mudah dalam menggunakan perangkat sesering mungkin. Dalam mengawasi kondisi pasien, indikator kesehatannya perlu diukur dengan frekuensi yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Tujuan dari hal ini untuk menghasilkan identifikasi kebiasaan kesehatan pasien. Lebih dari itu, wearable devices dengan faktor ergonomis dan fleksibilitas yang terbaik akan mengijinkan fasilitas kesehatan untuk mengawasi pasien, walaupun pasien tersebut sedang tidak berada di rumah sakit.
2. Pelayanan yang Unik bagi Setiap Pasien
Konsep dari sebuah pelayanan medis yang dipersonalisasi mengacu kepada kemungkinan untuk adaptasi program kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien. Kemampuan dari wearable devices dalam mengawasi indikator kesehatan pasien secara berkala akan memngijinkan pelayanan yang spesifik, seperti rekomendasi makanan dan minuman sampai dosis obat yang berbeda beda bagi setiap pasien.
3. Integrasi Perangkat di dalam Ekosistem Medis
Penelitian tengah dilakukan secara aktif untuk menegakkan dasar yang kuat dan mengembangkan wearable devices semi-otonom yang efektif dan efisien. Meski demikian, hal ini harus memperhatikan kebutuhan pemrosesan komputasi dan kebutuhan peneliti medis. Integrasi ini harus fokus pada kompatibilitas data yang dihasilkan wearable devices dengan rekam medis elektronik tempat data disimpan dan diproses.
4. Kenyamanan & Keamanan Pasien harus Diutamakan
Kenyamanan pasien harus dipertimbangkan dalam merancang wearable devices baik di lokasi rumah sakit maupun rumah pribadi. Sistem sensor yang canggih ini akan sia-sia jika pasien ataupun dokter tidak nyaman menggunakannya. Kerahasiaan pasien dan keamanan data merupakan kekhawatiran utama yang muncul dalam penggunaan wearable devices. Hal ini karena dengan kemudahan akses dan sifat penyimpanan data ini juga membuat data rahasia pasien rentan mengalami pembobolan. Kunci untuk mencegah hal ini adalah diterapkannya data enkripsi sebagai mekanisme otentikasi di dalam organisasi pelayanan kesehatan.
5. Masalah etik
Teknologi mobile memang kini sudah semakin banyak digunakan untuk mengukur suasana hati, pikiran dan perilaku individu secara real time. Meskipun di satu sisi teknologi ini dapat membantu dalam berbagai bidang termasuk pelayanan kesehatan, pengawasan terhadap individu dalam lingkungan alami mereka ini juga memunculkan masalah etik baru. Beberapa tantangan etik yang muncul termasuk masalah akses informasi pribadi yang tidak diantisipasi atau kekhawatiran yang lebih luas terkait konseptualisasi dan interpretasi data.
Seperti halnya perkembangan dan inovasi teknologi lainnya, kecanggihan dan kemudahan yang ditawarkan juga akan selalu disertai dengan beberapa tantangan yang berbeda. Oleh karena itu, agar inovasi tersebut tetap dapat diterapkan dengan lancar maka langkah tertentu perlu dilakukan untuk mengatasi tantangan yang timbul bersamaan dengan adanya inovasi tersebut.