top of page
nicoamon

Remote Patient Monitoring (RPM): Pasien Periksa secara Mandiri & Dokter Pantau secara Konsisten

Diperbarui: 1 Agu 2022

Bagi pasien yang sudah tua atau mempunyai penyakit kronis, akan lebih disarankan untuk selalu beristirahat dan dirawat di rumah masing-masing. Sayangnya, industri kesehatan masih belum maksimal dalam memberikan pelayanan Home Care. Padahal ada banyak manfaat yang bisa diterima pasien dan dokter ketika menjalankan pelayanan Home Care dengan baik dan benar. Bahkan sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa pelayanan Home Care dapat mengurangi tingkat kematian pasien. Industri kesehatan dituntut agar bisa segera mencanangkan pelayanan kesehatan yang tidak perlu lagi menuntut pasien untuk bertemu langsung dengan dokter, khususnya bagi pasien yang memang lebih baik dilayani di rumah masing-masing.


Tidak akan ada yang menyangkal bahwa konsultasi medis dimana pasien bertemu langsung dengan dokter dapat menambahkan nilai kepedulian yang sulit dirasakan ketika konsultasi medis secara tidak langsung. Namun dengan teknologi mutakhir dan peralatan medis yang canggih, konsultasi medis via online pun bisa memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang tidak kalah dengan konsultasi offline. Apalagi dengan kondisi setelah pandemi yang belum sepenuhnya mengijinkan masyarakat untuk bertemu tatap-muka. Maka itu, pendekatan Remote Patient Monitoring (RPM) merupakan alternatif yang mempunyai peran penting dalam industri kesehatan. Teknologi yang digunakan dalam menjalankan RPM diyakini akan membantu baik tenaga medis di rumah sakit dan pasien di rumah masing-masing, dengan total biaya pelayanan yang lebih rendah dan jumlah kunjungan rumah sakit yang tidak perlu berlebihan.


Pendekatan RPM mengacu kepada teknologi yang khusus digunakan untuk menyampaikan informasi medis secara digital dari pasien kepada dokter. Pendekatan RPM merupakan metode pelayanan kesehatan yang menggunakan teknologi untuk memantau kondisi pasien yang berada di luar lingkungan rumat sakit atau klinik. Contoh yang umum dari pendekatan RPM adalah ketika pasien dengan penyakit diabetes dipantau secara berkala atas konsumsi insulin atau pasien dengan riwayat darah tinggi dipantau secara berkala atas tekanan darahnya. Informasi yang telah diukur dari pasien tersebut lalu disampaikan kepada dokter yang umumnya sedang berada di rumah sakit - tidak sedang bertemu langsung dengan pasien. Dengan menjalankan RPM, dokter bisa terus berinteraksi dengan pasien, atau pun keluarga pasien, dimana kedua belah pihak bisa mengirimkan informasi kesehatan yang relevan secara berkesinambungan agar bisa segera mengambil tindakan medis terkait kondisi pasien tanpa harus menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk bertemu di rumah sakit.


Berbeda dengan berbagai metode Tele-Health, pendekatan RPM tidak membutuhkan interaksi via audio visual atau Virtual Visit antara dokter dengan pasien. Teknologi yang dibutuhkan dalam menjalankan pendekatan RPM cukup melakukan pengumpulan dan interpretasi data yang diterima dari pasien. Berdasarkan penelitian dari Healtech, pendekatan RPM dapat membantu pelayanan kesehatan agar bisa lebih produktif dengan mengurangi jumlah pasien yang datang kembali sebesar 38%, mengurangi penggunakan ruangan IGD sebesar 25%, bahkan memotong biaya yang dikeluarkan pasien sebesar 17%.

Berikut adalah grafik dari Insider Intelligence yang menunjukan proyeksi users teknologi yang mengimplementasikan pendekatan RPM. Diestimasikan bahwa akan ada users sebanyak 70,6 juta orang yang menggunakan teknologi RPM di tahun 2025 dengan tingkat persentase perubahan sebesar 16,4% dari total populasi.


Proyeksi Users Teknologi RPM

Komponen Krusial dalam Sistem RPM

Pendekatan RPM merupakan sistem yang bisa dilihat selayaknya sistem Internet of Medical Things, dimana sebuah gadget bisa disambungkan dengan gadget lain menggunakan jaringan internet. Pada umumnya, sistem yang menghubungkan lebih dari satu gadget bisa ditelaah menjadi 4 bagian penting, khususnya dalam melakukan pendekatan RPM. Empat komponen penting dalam sistem RPM adalah gadget medis yang digunakan pasien, aplikasi yang digunakan di smartphone pasien, cloud server untuk lokasi penyimpanan data, dan yang terakhir adalah software yang digunakan rumah sakit.

  1. Gadget Medis untuk RPM. Gadget medis yang digunakan untuk keperluan RPM akan mengumpulkan sekian banyak data kesehatan pasien, mulai dari tingkat denyut jantung sampai tekanan darah, tanpa pemantauan dari tenaga medis seperti dokter. Gadget tersebut bisa berbentuk sensor yang “ditanamkan” pada kulit pasien atau peralatan yang bisa “dipakai” oleh pasien dengan mudah seperti Apple Watch. Setelah gadget tersebut mengukur data dari pasien, data tersebut akan dikirimkan ke rumah sakit yang pada umumnya melalui mobile apps. Sudah ada teknologi yang bisa membantu gadget medis dalam mengirimkan data kesehatan tanpa bantuan internet, yaitu Bluetooth Low Energy (BLE), hanya saja implementasinya masih belum maksimal di berbagai industri, apalagi untuk industri kesehatan.

  2. Mobile App untuk Pasien. Sebuah mobile application yang membantu pasien dalam mengambil data dari gadget medis yang umumnya menggunakan teknologi wearable sensors akan mengirimkan data tersebut ke tenaga medis di rumah sakit. Beberapa hal penting yang harus dipatuhi oleh sebuah mobile application untuk keperluan RPM adalah harus mendukung pengiriman data dengan berbagai jenis teknologi seperti Bluetooth Low Energy (BLE), harus sesuai dengan standardisasi keamanan pengiriman data dari HIPAA agar menjaga data data sensitif, dan harus terintegrasi dengan sistem vendor via API yang aman agar menjaga pemindahan data antara software yang berbeda.

  3. Cloud untuk Penyimpanan Data. Umumnya, jaringan cloud akan berfungsi sebagai tempat penyimpanan data (database) yang menerima data yang diambil dari pasien melalui mobile application. Hanya saja, beberapa sistem sudah mampu mengambil data secara langsung dari gadget medis untuk dikirimkan langsung ke cloud. Pada hal ini, seharusnya pasien sudah tidak perlu lagi mengunduh sebuah mobile application untuk membantu pengiriman data kesehatannya dalam menjalankan RPM.

  4. Web App untuk Rumah Sakit. Sama seperti mobile application yang digunakan pasien, web application yang digunakan pihak rumah sakit juga harus mematuhi standardisasi dari HIPAA dan peraturan pertukaran data antar sistem. Dan yang paling penting, web application tersebut harus terintegrasi dengan baik dengan sistem EHR (Electronic Health Record) di rumah sakit untuk mempermudah pengambilan data pasien yang menjalani pelayanan Home Care tanpa harus menyebabkan kekurangan data pasien yang bersangkutan.


Manfaat Implementasi RPM bagi Pelayanan Home Care

Sudah banyak pelaku di industri kesehatan yang yang mengamati dan menyadari betapa besarnya manfaat dari pendekatan RPM bagi pelayanan Home Care, bahkan bagi industri kesehatan sendiri. Isu yang paling perlu dituntaskan adalah bagaimana kedua konsep tersebut, pendekatan RPM & pelayanan Home Care, saling melengkapi dan menguntungkan masing-masing implementasinya.


Memberdayakan Dokter dengan Optimalisasi Sumber Daya

Berdasarkan pendapat dari sekian banyak ahli Tele-Health, pendekatan RPM akan sangat meningkatkan kualitas dari pelayanan tenaga medis Home Care. Dengan teknologi yang mengeksekusi pendekatan RPM, dokter bisa memantau pasiennya dari rumah sakit walaupun pasien sedang berada di rumah masing-masing. Dokter bisa memutuskan dengan efektif pasien mana yang benar-benar perlu ditindaki secara segera, dan mana yang masih bisa diberi peringatan. Manfaat ini yang pastinya akan sangat memangkas biaya dan mengoptimalkan utilisasi sumber daya yang tersedia.


Meminimasi Jumlah Kunjungan Pasien yang Tidak Perlu

Manfaat lain yang sangat dirasakan oleh tenaga medis dengan mengimplementasikan pendekatan RPM pada pelayanan kesehatan adalah mengurangi jumlah konsultasi medis yang (ternyata) tidak perlu dilakukan. Dengan komunikasi yang berkesinambungan antara dokter dengan pasien, maka dokter hanya perlu bertemu dengan pasien jika memang benar benar diperlukan.


Memperkuat Rekomendasi Pasien atas Pelayanan Home Care

Memang pelayanan Home Care bukan suatu kondisi ideal bagi pasien. Pada umumnya, pasien pasti akan lebih memilih untuk bertemu langsung dengan dokter agar bisa mendapatkan kepastian terkait kondisi kesehatannya. Dengan mengaplikasikan pendekatan RPM yang berkualitas, maka model pelayanan Home Care juga akan semakin berkualitas. Akan semakin banyak pasien yang merekomendasikan ke pasien lain, bahkan jika pasien yang lain bukan termasuk pasien berumur atau pasien dengan penyakit kronis, bahwa pelayanan kesehatan di rumah masing-masing juga tetap layak dilakukan, khususnya dengan bantuan pendekatan RPM.

877 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page