Electronic Medical Record, atau umumnya disingkat EMR, merupakan konsep teknologi yang krusial digunakan di dalam industri pelayanan kesehatan. Sistem EMR memiliki banyak manfaat besar lain bagi dunia perawatan kesehatan. Beberapa diantaranya termasuk mengurangi adanya pengambilan keputusan medis yang salah, memaksimalkan pelayanan perawatan kesehatan, sistem pencatatan yang lebih jelas dan terperinci, hemat waktu dan biaya, serta berbagai manfaat lainnya.
Meski demikian, sama dengan teknologi lainnya, EMR juga memiliki kesulitan yang spesifik saat diimplementasikan. Ironisnya, kekurangan ini adalah sesuatu hal yang selalu terjadi ketika mengimplementasikan berbagai jenis teknologi di industri kesehatan. Yaitu kesulitan bagi para tenaga medis dalam beradaptasi di saat menggunakan.
Salah satu alasan utama mengapa banyak dokter tidak nyaman menggunakan EMR adalah karena para dokter tidak terbiasa mengoperasikan komputer dengan baik. Sebagian dokter lebih suka menulis resep secara manual, sehingga pembuatan resep secara elektronik justru dianggap sulit dan merepotkan. Berdasarkan American Medical Association, hampir 44% dari tenaga medis merasa lelah dalam bekerja karena waktunya terpakai untuk administrasi data pasien. Meski demikian, kendala ini bisa diatasi dengan terobosan baru untuk aplikasi EMR yaitu fitur Voice Recognition.
Kenapa Harus Voice Recognition, Kalau Bisa Cukup “Didikte”
Sebenarnya contoh praktik Voice Recognition di dalam rumah sakit bukan sesuatu yang baru. Sudah banyak dokter yang menggunakan mekanisme “dikte”. Dokter menyampaikan instruksi hasil pengamatan medis kepada gadget, kemudian instruksi tersebut dicatat di dalam perangkat lunak EMR yang digunakan. Mekanisme ini sudah dijalankan dan terbukti membantu. Sayangnya, mekanisme ini “dikte” mutlak perlu dibantu dengan proses transkripsi, yang jelas-jelas mampu mengurangi performansi dokter, baik secara finansial dan klinis.
Dengan teknologi Voice Recognition yang sesuai pada platform EMR, maka rumah sakit tidak hanya dapat mengeliminasi biaya transkripsi, bahkan bisa sampai menguraikan kata kata verbal dokter ke dalam kategori yang spesifik. Pada dasarnya, Voice Recognition merupakan teknologi yang memungkinkan users mengucapkan apa yang ingin mereka tulis. Kata-kata yang diucapkan tersebut kemudian akan muncul di layar.
Fitur ini dapat dipasang pada sistem EMR dan mengubah kata-kata yang diucapkan menjadi tulisan pada layar. Beberapa kode perintah singkat juga diintegrasikan dengan sistem sehingga memudahkan pengguna bergerak atau berpindah antara kotak teks, halaman, dan layar.
Teknologi ini dapat mempelajari kata-kata dan frasa. Jadi, ketika suatu kata sudah tersimpan dalam sistem, dokter tidak perlu lagi khawatir salah eja yang dapat menimbulkan kesalahan. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan mengintegrasikan fitur Voice Recognition dengan EMR. Berikut ini beberapa diantaranya:
Biaya overhead berkurang drastis. Rumah sakit tidak perlu lagi menghabiskan banyak biaya hanya untuk membayar layanan transkripsi.
Tingkat pergantian pasien lebih cepat. Mengurangi waktu yang diperlukan untuk dokumentasi data pasien, sehingga dokter dapat melayani pasien dengan lebih produktif.
Waktu pekerjaan medis menurun signifikan. Mengurangi jumlah klik yang diperlukan sehingga meminimasi kemungkinan terjadinya kesalahan.
Tingkat akurasi administrasi lebih tepat. Menghasilkan kualitas dokumentasi yang lebih tinggi karena kesalahan pengetikan bisa dihindari dengan pemeriksaan ejaan secara real time.
Komunikasi yang lebih kondusif. Rumah sakit akan menjalin komunikasi internal yang lebih baik dengan menghubungkan antara sesama dokter, bahkan pihak ekstenal seperti perusahaan asuransi.
Tenaga medis lebih produktif. Beban kerja tenaga medis akan berkurang dan memberikan pengalaman positif pada dokter dan juga pasien.
Alasan Industri Kesehatan Memerlukan EMR dengan Fitur Voice Recognition
Ketika perangkat lunak EMR diintegrasikan dengan teknologi Voice Recognition, maka kebutuhan akan layanan dikte dan transkripsi akan jauh berkurang dan bahkan tidak diperlukan lagi. Menggunakan Artificial Intelligence, aplikasi EMR berbasis Voice Recognition dapat diprogram untuk menerima respon sebagai instruksi dari dokter tentang gejala, prosedur, dan rencana perawatan bagi pasien.
Perangkat lunak EMR juga akan mampu memproses dan mengumpulkan narasi dokumentasi, seperti terminologi medis dan obat-obatan. Tidak hanya itu saja, sistem ini juga akan mampu memahami berbagai aksen dan dialek agar dapat memberikan output otomatis yang akurat.
Menggunakan solusi ini, dokter yang kesulitan beradaptasi dengan EMR juga akan terbantu. Pasalnya, dokter tidak perlu menghabiskan waktu untuk melakukan navigasi di layar EMR yang terkadang bisa sangat membingungkan. Dengan aplikasi EMR yang mempunyai fitur Voice Recognition, dokter diestimasikan bisa menghemat biaya sampai 60% dan mengalami peningkatan jumlah pasien sampai 25% dari kondisi konvensional.
Industri pelayanan kesehatan terus dan secara berkala berusaha mencari perangkat lunak baru dan solusi Electronic Medical Record (maupun Electronic Health Record) untuk meningkatkan pelayanan perawatan pasien. Tidak hanya itu saja, solusi ini juga digunakan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan pencatatan dan penulisan, sehingga dokter dapat fokus pada perawatan kesehatan.