Teknologi terus mengalami perkembangan setiap saat karena kemunculan jutaan gadget yang saling “terkoneksi”. Selain itu, penggunaannya yang sudah sangat mengakar dalam kehidupan sehari-hari juga mendorong pengembangan teknologi di berbagai bidang termasuk medis.
Umumnya, kehadiran gadget yang saling “terkoneksi” disebabkan oleh permintaan masyarakat dan penetrasi dari teknologi Internet of Things (IoT). Dengan fitur yang kecil, terjangkau, dalam berbagai bentuk dan muti-fungsi, teknologi Internet of Things (IoT) memberikan dampak yang luar biasa kepada perkembangan komunikasi antar sesama. Salah satu dampaknya adalah teknologi wearables, yang merupakan segmentasi baru dan spesifik atas kebutuhan gadget yang digunakan manusia yang mampu secara langsung menghasilkan data mengenai seseorang. Ini memunculkan istilah baru yaitu Internet of Wearable Things (IoWT).
Istilah wearables merujuk kepada suatu perangkat elektronik yang dapat dipakai sehari-hari selayaknya sebuah aksesoris, yang dipasang di pakaian, atau dipasang sebagai bagian di tubuh seseorang, contohnya tato. Teknologi wearable mampu mengumpulkan berbagai jenis informasi konteksual yang dibutuhkan dari seseorang. Informasi tersebut kemudian digunakan untuk memberikan pengalaman pemakaian yang sudah dipersonalisasi bagi masing-masing orang. Wearables dapat terus mengukur informasi tersebut meski terbatas dengan daya baterai yang tersedia. Walaupun demikian, perangkat wearable sangatlah nyaman digunakan, bisa dibawa kemana-mana, dan menawarkan akses hands-free.
Dari sudut pandang finansial, pasar teknologi wearables akan diantisipasi berkembang terus di kemudian hari. Prediksi perkembangannya bisa mencapai 20% setiap tahun, dan pasarnya diproyeksikan mencapai lebih dari USD 45 Miliar selama 5 tahun kedepan. Dengan semakin banyaknya berbagai jenis adaptasi digitalisasi informasi medis, maka teknologi Wearables Sensors pun semakin banyak diakses oleh masyarakat luas. Peralatan dengan teknologi Wearables Sensors bukan sesuatu hal yang baru, namun implementasi di industri kesehatan saat ini sedang saat aktif digunakan oleh dokter bahkan pasien. Apalagi dengan begitu besar tantangan peralatan medis, tidak hanya untuk memberikan performansi yang akurat, tetapi sampai menjaga keamanan data medis.
Jika dilihat dari kemudahan pemakaian ini, maka wearable pertama dimulai dengan ditemukannya kacamata sekitar pada abad ke-13. Kacamata ini dirancang agar mudah dibawa dan mampu membantu penglihatan yang kurang tajam.
Klasifikasi Wearable Sensors Berdasarkan Jenis dan Fungsi
Berdasarkan penelitian yang dijalankan oleh IDTechEx, menjelaskan karakteristik teknologi wearable sensors yang selama ini sudah diimplementasikan dan proyeksi yang diharapkan di masa depan. Penelitian ini mencakup 21 tipe wearable sensors yang digunakan di berbagai jenis industri, termasuk kesehatan. Penelitian tersebut mengklasifikasikan teknologi wearable sensors menjadi 3 gelombang. Berikut ini penjelasannya.
1. Gelombang pertama
Gelombang pertama adalah sensor yang sudah digunakan dalam berbagai perangkat wearables selama beberapa tahun. Pada gelombang pertama ini, wearable sensors sering kali memang dikembangkan untuk produk-produk yang digunakan sejak puluhan tahun lalu dan kini telah menjadi industri yang sudah matang jauh sebelum wearables ramai digunakan. Beberapa contohnya antara lain termasuk berbagai elektroda untuk mengukur biopotensi dalam bidang medis maupun olahraga elit, mikrofon dalam alat bantu pendengaran dan headset, serta perangkat wearable sensor awal khusus seperti kamera, GPS, sensor suhu, mikrofon, dan lain-lain.
2. Gelombang kedua
Gelombang kedua tiba setelah adanya investasi teknologi besar-besaran terhadap smartphone atau ponsel pintar. Banyak sensor yang terdapat dalam smartphone dapat diadaptasikan dengan mudah untuk digunakan pada produk-produk wearable. Sehingga, sensor tersebut dapat dibuat sebagai produk yang mudah digunakan sehari-hari. Beberapa contohnya termasuk unit pengukur inersia seperti akselerometer, gyro, dan kompas dalam berbagai kombinasi. Selain itu ada juga platform antarmuka smartphone seperti mikrofon, kamera, touch input, dan lain-lain.
3. Gelombang ketiga
Terakhir adalah gelombang ketiga yang mulai terjadi ketika teknologi wearable semakin populer dan investasi sedang berada di puncaknya. Banyak organisasi mengidentifikasi berbagai jenis sensor yang dapat dikembangkan secara khusus untuk produk wearable. Produk dalam gelombang ketiga ini sering kali tetap berada dalam tahap evaluasi komersial atau masih dalam tahap awal penjualan komersial karena masih belum matang secara komersial. Meski demikian beberapa produk sudah berhasil meraih sukses dalam hal penjualan. Beberapa contohnya antara lain sensor dalam industri tekstil, optical HRM, sensor tekanan atau regangan, dan lain-lain.
Wearables dalam Meningkatkan Kualitas Jasa Medis
Pasar teknologi Internet of Wearable Things (IoWT) akan memunculkan sekian banyak jenis gadget, dengan sekian banyak manfaat bagi users. Salah satu faktor utama yang mendorong kehadiran teknologi ini adalah kebutuhan solusi yang proaktif di berbagai industri, khususnya industri kesehatan. Kenyataannya, seseorang memutuskan sesuatu atas kesehatannya secara reaktif, dimana harus merasakan rasa sakit dulu, baru memeriksa kondisinya. Dengan kehadiran wearable sensors, pasien dapat memeriksa kondisinya dan bahkan memberikan informasi medis nya secara langsung kepada dokter untuk menentukan diagnosa yang diperlukan.
Dalam dunia medis, wearables bisa menjadi solusi penting bagi pasien yang harus mendapatkan monitor kondisi kesehatannya secara rutin. Sejarah dan perkembangan teknologi Wearable Sensors memang sangatlah panjang. Dengan memahami sejarah dan perkembangan teknologi Wearable Sensors di jasa kesehatan, maka akan mudah untuk memprediksi tujuan teknologi ini di masa depan.